Merenungidan meresapi heningnya malam.#kesadarandiri Ketikakita berpikir tentang organisasi yang luar biasa memimpin kelahiran dan pemeliharaan hidup, menjadi jelas bahwa kemungkinan itu menjadi hasil dari kebetulan mengurangi cukup jauh. Teks ini dari Al-Qur'an manfaat dalam persiapan aslinya dari keuntungan memiliki keasliannya diperiksa silang dengan teks dibacakan dari memori serta teks BasilPennington, Lectio Divina, (New York: A Crossroad Book, 1998), p. 1)) Maka " lectio divina " berarti bacaan ilahi atau bacaan rohani. Bacaan ilahi/ rohani ini terutama diperoleh dari Kitab Suci. Maka memang, lectio divina adalah cara berdoa dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci untuk mencapai persatuan dengan Tuhan Allah Tritunggal. Vay Tiền Nhanh. 0% found this document useful 0 votes402 views4 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes402 views4 pagesTeks Renungan Malam Untuk Kegiatan LdksJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Renungan malam islami yang dibaca untuk meningkatkan keimanan. Foto dok. Renungan Malam Islami Menyentuh Hati untuk Membantu Meningkatkan Iman Seorang MuslimRenungan malam islami yang dibaca untuk meningkatkan keimanan. Foto dok. suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, apakah benda itu?” “Burung gagak”, jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat, “Itu burung gagak, Ayah!” Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, “BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah. “Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan? Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama. “Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, “Ayah, apa itu?” Dan aku menjawab, “Burung gagak.” Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. “Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara, “Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.” Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yg telah ia Renungan Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil. Kita sudah banyak mempelajari tuntunan Islam apalagi berkenaan dengan berbakti kepada kedua orangtua. Tapi berapa banyak yang sudah dimengerti oleh kita apalagi diamalkan? Ingat! ingat! Banyak ilmu bukanlah kunci masuk surganya Allah. Sebarkan ke teman anda jika menurut anda catatan ini bermanfaat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Suatu malam pandangilah dirimu, apa yang bisa di perbuat tatkala diri sudah tidak bisa melakukan apa-apa…??? Memandang diri di saat gelapnya malam penuh dengan derain air mata yang tak mampu mengembalikan waktu yang sempat tertinggal di masa lalu. Keterpurukan diri terkadang menghantui di saat mengingat dosa yang tak pernah bisa di tebus hanya dengan menangis tanpa berbuat apa-apa. Akankah diri masih bisa kembali menghadap sang pencipta..??? Begitu banyak permasalahan yang di hadapi tak satupun bisa di lalui dengan baik, mungkinkah semua ini adalah karma untuk diri yang selalu memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan sang pencipta. Indahnya dunia hanyalah sebuah panggung sendiwara belaka untuk kita jadikan tontonan dan mengambil hikmah dari apa yang di tampakkan tuhan untuk melangkah lebih maju. Malam yang penuh derain air mata ini akanselalu menjadi saksi hidup bagi manusia yang mau berfikir tentang kekuasaan-Nya. Di malam mini, marilah kita berfikir sejenak tetang kehidupan yang bisa mumpuni diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pahit dan manisnya hidup yang di lalui akan terasa di saat pengakuan diri kepada sang kholik bisa tercurahkan, mencari dan terus berusaha adalah senjata utama manusia untuk menjadi insane yang berlumuran ketakutan dan rasa rindu kepada sang pencipta alam semesta… Air mata saja tidak bisa menghapus dosa seorang hamba sebelum benar-benar kembali dan mau berubah. Hari-hari yang di lalui akan menjadi indah ketika rasa cinta yang di miliki manusia tercurahkan untuk tuhan. Tangisan malam sangat berharga, dimana semua orang masih tertidur pulas saat itu, munajat dari hamba kepada tuhan akan terasa pada malam yang indah dengan mengadukan semua permasalahan yang sedang kita hadapi. Genangan air mata malam itu terasa sekali ketika munajat yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Aku hanya ingin kembali ke pangkuanmu ya robbi… Ampunilah dosa-dosaku, jauhkanlah diri ini dari hal-hal yang akan menjauhkanku dari sisimu. Hamba rindu dengan cintamu, bimbinglah hamba ke jalanmu, tunjukkanlah jalan untukku hingga kau menjadikanku orang-orang terpilih menjadi hamba yang bertaqwa…. Amieeen…. by V-Toy Lihat Cerpen Selengkapnya

teks renungan malam tentang organisasi